DAK Hemat Dengan KERATON
Makin mahalnya biaya pembangunan rumah dan gedung apalagi yang berlantai 2 atau lebih membuat setiap penemuan teknologi yang memungkinkan penghematan selalu menarik. Bukan hanya bagi yang sedang membangun rumah dan gedung, tapi juga bagi yang ingin meningkatkan kapasitas rumah maupun gedungnya dengan menambahkan beberapa lantai ke atas. Pembuatan lantai atas (DAK) pada rumah dua lantai atau lebih misalnya, selama ini lazimnya memakai cor beton .
Cara
itu bukan hanya lambat tapi juga butuh biaya besar. Perlu waktu
setidaknya tiga minggu hingga hasil coran mengering. Pembuatan beton
coran pun ribet. Butuh molen untuk membuat adukan cor, dan kayu perancah
untuk menopang penampang cetakan beton, selain tenaga kerja yang
banyak.
Sebelum hasil cor mengering, ubin di lantai bawah otomatis belum bisa dipasang.
Karena
itu sebagai solusi terhadap persoalan itu, muncul penemuan dak instan
yang tinggal pasang yang membuat pembangunan lantai atas bisa lebih
cepat dan efisien. Kekuatannya diklaim sama dengan dak dari cor beton.
KUAT DAN RINGAN
Di
luar negeri teknologi plat lantai instan itu sudah lama berkembang. Di
Indonesia tipe-tipe konstruksi plat lantai atas alternatif seperti
keraton dan blockvloer itu muncul lebih telat. Beberapa merek yang
beredar adalah Wina ceiling brick dan Dwidjo blockvloer.
Ceiling brick merupakan satuan blok keramik yang dibuat melalui proses
pembakaran tanah liat di atas suhu 1.050 derajat celcius. Sedangkan
Dwidjo blockvloer atau disebut juga baliton (balok lantai beton) memakai
semen, pasir, batu sebagai pengisinya. Panjang per satuan 25 x 20 cm
dengan lebar 10 dan 9 cm dan berat 4 - 5 kg.
Berbeda
dengan cor beton biasa, blok-blok ini memiliki rongga di dalamnya yang
berfungsi sebagai isolator panas dan dingin. "Rongga itu memungkinkan
ruang di bawah tidak panas," ujar Dwi Pudjo W, pematen Dwidjo
blockvloer.
Walau
berupa satuan, kekuatan plat lantai alternatif ini sama dengan cor
beton konvensional, mampu menahan beban sekitar 350 kg/m2. Sementara
beratnya lebih ringan sekitar 40 persen atau 180 kg/m2, dibanding dengan
cor beton biasa.
TANPA PERANCAH
Pemasangan
sangat hemat waktu dan biaya, karena tidak memerlukan perancah
(bekisting) untuk menopang cetakan seperti pada pembuatan dak
konvensional. Jadi, pemakaian kayu perancah, juga triplek untuk alas
cetakan, dan besi beton bisa diminimalisir. Pembuatan dak tidak
mengganggu aktivitas di lantai bawah seperti pemasangan ubin atau
keramik.
Sebelum
dipasang, satuan blok dirakit memanjang sesuai ukuran yang dibutuhkan,
maksimal 4 meter. Khusus untuk keraton dianjurkan direndam dulu sekitar
15 menit hingga keramik benar-benar jenuh air. Masukkan besi tulangan di
antara bentangan blok baru tutup rapat dengan adukan semen dan pasir.
Diamkan sekitar 3 - 7 hari hingga bentangan blok mengeras.
Setelah blok yang dirakit itu telah kering sempurna, maka blok tersebut diangkat dan dibentangkan diantara balok yang telah disiapkan pembesiannnya. Dan kemudian pembesian blok keraton tadi akan dicor bersamaan dengan balok.
dak keraton yang telah terpasang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar